Featured Post
SEO dan Podcast: Mengapa Podcast Anda Harus Teroptimasi?
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Gue inget waktu pertama kali bikin podcast tahun 2022 — cuma modal mic murah dan niat ngobrol. Gue pikir, “yang penting isi bagus, nanti juga didengar orang.”
Ternyata gak semudah itu, bro.
Podcast gue tenggelam di antara ribuan episode lain di Spotify dan Google.
Baru setelah gue paham konsep SEO untuk podcast, segalanya berubah: pendengar naik 4x, dan beberapa episode bahkan muncul di hasil pencarian Google.
Sekarang, banyak kreator dan pelaku website development yang mulai sadar: podcast bukan cuma soal suara, tapi juga soal visibilitas.
1. Podcast Bukan Lagi Sekadar Audio
Dulu podcast dianggap media alternatif — tempat curhat atau ngobrol santai. Tapi sekarang, dia udah jadi bagian dari strategi content marketing yang serius.
Bahkan Google udah bisa mengindeks audio podcast, terutama kalau lo punya show notes atau transkrip di website.
Artinya, kalau lo optimasi dengan benar, episode lo bisa muncul di hasil pencarian pas orang ngetik:
“cara optimasi website”
“tips membangun bisnis digital”
atau bahkan “belajar SEO lewat podcast”.
Dan itu peluang gede banget, apalagi kalau lo punya bisnis website development atau agensi digital. Lo bisa gabungin content voice dengan strategi SEO buat ningkatin authority dan trust brand.
2. Cara SEO Bekerja untuk Podcast
Biar lebih gampang, anggap podcast lo itu sama kayak artikel blog.
Dia punya:
-
Judul (episode title)
-
Deskripsi
-
Transkrip / show notes
-
Tag & kategori
-
Situs web pendukung
Setiap elemen ini bisa lo optimasi, kayak lo ngatur halaman website development biasa.
H3: Optimasi Judul Episode
Gunakan kata kunci yang natural dan sesuai pencarian orang.
Contoh:
-
❌ “Ngobrolin SEO Bareng Temen”
-
✅ “Ngobrolin SEO 2025: Strategi Website Development yang Relevan”
Judul itu bukan cuma buat gaya, tapi buat discoverability. Orang cari lewat keyword, bukan nama kreatornya (kecuali lo udah selevel Deddy Corbuzier 😄).
H3: Deskripsi Episode
Tambahkan deskripsi 2–3 paragraf yang menjelaskan isi obrolan, dan selipkan keyword 2–3 kali secara natural.
Misalnya:
“Di episode ini kita bahas strategi SEO terbaru untuk website development, termasuk cara optimasi halaman landing dan konten blog agar lebih mudah ditemukan di Google.”
H3: Transkrip / Show Notes
Google belum bisa “mendengarkan” audio secara penuh. Tapi kalau lo upload transkrip atau catatan episode ke website, itu bakal jadi teks yang bisa diindeks.
Itu artinya, makin besar peluang podcast lo muncul di pencarian.
3. Integrasi Podcast dengan Website Development
Nah ini bagian menariknya.
Kalau lo punya podcast dan website sendiri, lo bisa gabungkan keduanya jadi sistem SEO kuat.
Gue pernah bantu klien agensi digital yang punya podcast tentang teknologi. Sebelum optimasi, podcast mereka cuma hidup di Spotify. Setelah gue bantuin bikin halaman khusus podcast di website mereka, hasilnya luar biasa.
Mereka dapet:
-
Trafik organik +58%
-
Banyak backlink dari situs media yang ngutip episode
-
Waktu kunjungan di website naik karena orang denger sambil baca
H3: Cara Bikin Halaman Podcast SEO-Friendly
-
Buat halaman per episode — jangan satu halaman untuk semua.
-
Masukkan pemutar audio Spotify/Apple Podcast embed.
-
Tambahkan transkrip dan poin penting pembahasan.
-
Gunakan schema markup “PodcastEpisode”.
-
Tambahkan CTA ke layanan lo (misalnya jasa website development).
Dengan begitu, setiap episode lo bukan cuma didengar, tapi juga dibaca dan ditemukan.
4. Strategi SEO Tambahan untuk Podcast
Selain optimasi di web, lo juga bisa manfaatin ekosistem lain.
H3: Gunakan YouTube Sebagai Mesin Pencari Kedua
Upload versi video atau audiogram podcast lo ke YouTube.
Tambahkan deskripsi dan tag SEO seperti:
“SEO untuk podcast”, “cara optimasi website”, “digital marketing 2025”.
Google sering munculin video YouTube di hasil pencarian utama, jadi peluang tampilnya makin besar.
H3: Distribusi ke Banyak Platform
Gunakan tools kayak Podbean, Anchor, atau Transistor buat distribusi otomatis ke Spotify, Apple Podcasts, Google Podcasts, dan Amazon Music.
Semakin luas distribusinya, semakin banyak link balik (backlink alami) ke website lo.
H3: Backlink dari Kolaborasi
Undang tamu dari industri terkait — misalnya pakar digital marketing atau website development.
Mereka biasanya bakal share episode lo di blog atau media sosial mereka, dan itu nambah backlink berkualitas secara natural.
5. Mengukur Hasil: Dari Listener ke Leads
SEO podcast bukan cuma buat vanity metrics (angka dengar tinggi), tapi juga buat hasil nyata.
Berikut metrik yang perlu lo pantau:
-
Jumlah episode ditemukan lewat pencarian organik
-
Tingkat kunjungan ke website dari link di deskripsi podcast
-
Subscriber growth rate
-
Durasi dengar rata-rata
-
Konversi ke CTA (misalnya konsultasi atau daftar newsletter)
Dengan data itu, lo bisa lihat mana topik yang paling efektif menarik pendengar — dan bikin mereka jadi calon klien potensial.
Kalau lo jual jasa website development, podcast bisa jadi pintu masuk lembut buat bangun trust. Orang yang denger obrolan lo bakal ngerasa kenal, bukan sekadar lihat iklan.
6. Podcast sebagai Konten Evergreen
Yang keren dari podcast adalah sifatnya evergreen — artinya, gak cepat basi.
Episode lo bisa tetep relevan bahkan setahun kemudian, selama topiknya tetap dicari.
Misalnya lo punya episode berjudul:
“SEO Website Development: Cara Naik Peringkat di 2025”
Walau tahun berganti, selama isinya informatif dan update sedikit di deskripsi, episode itu masih bisa muncul di hasil pencarian baru.
Makanya, selalu bikin konten dengan fondasi kuat:
-
Topik timeless (SEO, bisnis, mindset, kreativitas)
-
Gaya bicara yang natural dan ringan
-
Judul dan metadata SEO-friendly
Podcast bukan cuma investasi waktu, tapi juga investasi jangka panjang dalam reputasi digital lo.
Kesimpulan
Di era sekarang, SEO dan podcast bukan dua hal terpisah — mereka saling melengkapi.
Podcast lo bisa jadi mesin personal branding yang kuat kalau didukung dengan strategi optimasi yang tepat.
Jangan biarkan konten audio lo ngambang di Spotify sendirian. Bawa dia ke website, kasih ruang buat Google mengenali, dan biarkan pendengar baru nemuin lo lewat pencarian organik.
Karena pada akhirnya, suara lo cuma bergema kalau ada yang menemukan pantulannya di Google.
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Komentar