Featured Post

Tren CSS & Layout Modern 2025: Flexbox, Grid & Beyond

 Kalau gue flashback sedikit ke awal belajar front-end, rasanya lucu juga mengingat betapa ribetnya bikin layout cuma pakai float dan posisi manual. Dikit-dikit “clear: both;”, margin lari ke mana-mana, dan debugging layout bisa makan waktu berjam-jam. Tapi industri website development berkembang cepat, dan setiap tahun selalu muncul cara baru yang bikin hidup developer lebih gampang. Masuk ke tahun 2025, CSS sudah jauh lebih matang, elegan, dan terasa seperti alat superpower. Gue ngerasa bikin layout sekarang nggak lagi sekadar “nyusun kotak", tapi benar-benar menciptakan pengalaman visual yang fleksibel, responsif, dan smart. Flexbox sudah mapan, Grid makin kuat, dan CSS modern seperti container queries, subgrid, dan nesting bikin proses styling jadi lebih rapi dan manusiawi. Artikel ini gue tulis berdasarkan pengalaman gue mengerjakan project klien sepanjang 2024–2025. Kita bakal bahas tren layout terbaru yang paling relevan, gimana cara pakainya, dan kenapa lo wajib melek t...

Migrasi ke HTTPS tanpa Merusak SEO: Panduan Redirect & Sertifikat SSL

 Migrasi website dari HTTP ke HTTPS bukan hanya soal keamanan, tapi juga faktor penting SEO. Google menilai HTTPS sebagai sinyal ranking dan memberikan trust lebih kepada pengunjung. Namun, migrasi yang salah bisa menyebabkan:

  • Traffic organik drop

  • Error redirect chain

  • Hilangnya PageRank

Artikel ini membahas panduan migrasi HTTPS yang aman, termasuk setup SSL, redirect 301, dan optimasi SEO teknis.


1. Mengapa HTTPS Penting

  • Keamanan: Data pengguna terenkripsi, mencegah hacker dan MITM attack.

  • SEO: Google memberi sinyal ranking lebih baik untuk HTTPS.

  • Trust pengguna: Pengunjung melihat icon gembok → lebih percaya.

  • Browser modern: Chrome & Firefox menandai HTTP sebagai “Not Secure”.

Jadi migrasi HTTPS bukan opsional, tapi wajib bagi website profesional.


2. Persiapan Sebelum Migrasi

  1. Backup website & database → minimal satu salinan full.

  2. Audit URL lama → daftar semua URL penting.

  3. Cek internal & eksternal link → pastikan bisa di-update.

  4. Cek canonical & sitemap → update nanti ke URL HTTPS.

  5. Pilih SSL certificate → gratis (Let’s Encrypt) atau premium (OV/EV).


3. Memasang Sertifikat SSL

  • Pilih SSL sesuai kebutuhan:

    • Single domain → untuk satu domain saja

    • Wildcard → untuk domain + subdomain

    • Multi-domain → beberapa domain sekaligus

  • Pasang SSL di server: Apache, Nginx, atau hosting control panel.

  • Cek validitas SSL → pastikan tidak ada error mixed content (HTTP resources).

Mixed content: gambar, script, atau CSS masih menggunakan HTTP → harus diganti ke HTTPS.


4. Redirect HTTP → HTTPS yang SEO-Friendly

  • Gunakan 301 redirect untuk permanen → pindahkan PageRank ke URL HTTPS.

  • Pastikan one-to-one mapping:

    • http://example.com/pagehttps://example.com/page

Contoh di .htaccess (Apache):

RewriteEngine On RewriteCond %{HTTPS} off RewriteRule ^(.*)$ https://%{HTTP_HOST}%{REQUEST_URI} [L,R=301]

Contoh di Nginx:

server { listen 80; server_name example.com www.example.com; return 301 https://$host$request_uri; }

Tips:

  • Hindari redirect chain panjang → SEO bisa drop.

  • Periksa semua internal link → update ke HTTPS.

  • Update canonical tag → pastikan menunjuk URL HTTPS.


5. Update Sitemap & Google Search Console

  1. Update sitemap.xml → URL semua HTTPS.

  2. Submit sitemap baru di Google Search Console.

  3. Tambahkan property baru → https://domain.com.

  4. Cek coverage → pastikan semua halaman terindeks.

Sitemap & GSC memastikan Google cepat mengenali perubahan URL.


6. Periksa dan Perbaiki Broken Link

  • Gunakan Screaming Frog, Ahrefs, atau SEMrush untuk mendeteksi broken link.

  • Update internal & eksternal link ke HTTPS.

  • Pastikan redirect lama → baru tidak menimbulkan error 404.


7. Core Web Vitals & Performance

  • Migrasi HTTPS bisa sedikit menambah latency → gunakan HTTP/2 untuk optimasi.

  • Pastikan LCP, CLS, FID tetap hijau → pengalaman pengguna tetap optimal.

  • Optimasi gambar, script, dan CSS agar website cepat.

Google mempertimbangkan kecepatan + pengalaman pengguna dalam ranking.


8. Tips Tambahan untuk Developer

  • Pasang HSTS header → paksa browser selalu HTTPS:

Header always set Strict-Transport-Security "max-age=31536000; includeSubDomains; preload"
  • Update CDN & third-party scripts ke HTTPS

  • Pantau analytics → pastikan traffic organik stabil setelah migrasi

  • Backup lagi setelah migrasi → jaga jika terjadi error


9. Kesimpulan

Migrasi ke HTTPS bukan hanya soal keamanan, tapi juga SEO dan pengalaman pengguna. Kunci migrasi aman:

  1. Backup & audit website

  2. Pasang SSL certificate valid

  3. Gunakan 301 redirect untuk URL lama → HTTPS

  4. Update canonical, sitemap, dan internal link

  5. Pantau Google Search Console & Core Web Vitals

Dengan mengikuti langkah-langkah ini, website akan:

  • Aman dan dipercaya pengguna

  • Ranking Google tetap stabil

  • Trafik organik tidak turun

Bro, migrasi HTTPS dengan benar = keamanan + SEO + trust pengguna sekaligus.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Belajar dari Kesalahan: Kisah Website yang Drop Trafiknya – Proses Pemulihan

7 Framework JavaScript Terpopuler Tahun 2025

Cara Menggunakan AI untuk Meningkatkan Pendapatan Website