Featured Post
Cara Migrasi Website dari HTTP ke HTTPS & Pastikan Semua Redirect Ter-Track
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Cara Migrasi Website dari HTTP ke HTTPS & Pastikan Semua Redirect Ter-Track
Di era modern web development, keamanan bukan lagi opsi, tapi keharusan. Salah satu langkah terpenting untuk melindungi website dan mempertahankan performa SEO adalah dengan migrasi dari HTTP ke HTTPS.
Namun banyak developer dan webmaster yang gagal melakukan migrasi dengan benar—hasilnya? traffic drop, error redirect, bahkan deindex di Google.
Dalam panduan ini, kita akan membahas cara migrasi aman, redirect tracking, hingga optimasi SEO setelah pindah ke HTTPS.
1. Mengapa HTTPS Penting untuk Website
Google sejak 2018 secara resmi memberi peringatan “Not Secure” untuk situs HTTP. Migrasi ke HTTPS bukan sekadar simbol keamanan — tapi berpengaruh langsung pada SEO, UX, dan kepercayaan pengguna.
Keuntungan utama:
-
🔒 Keamanan: Enkripsi data antara server dan browser
-
📈 SEO Boost: Google memberi ranking lebih tinggi pada situs HTTPS
-
⚡ Performa: Protokol HTTP/2 hanya tersedia di HTTPS
-
💡 Trust Signal: Browser menampilkan ikon gembok → meningkatkan CTR
HTTPS = kecepatan, keamanan, dan kredibilitas.
2. Persiapan Sebelum Migrasi
Sebelum memulai, pastikan semua komponen situs siap:
-
Backup penuh website (file + database)
-
Update CMS & plugin → versi terbaru agar kompatibel dengan HTTPS
-
Cek hardcoded link di tema/template
-
Persiapkan sertifikat SSL (bisa dari Let’s Encrypt, Cloudflare, atau penyedia hosting)
Migrasi aman dimulai dari persiapan yang rapi.
3. Langkah 1: Pasang Sertifikat SSL
Tergantung hosting:
-
Di cPanel → cari menu “SSL/TLS”
-
Di Cloudflare → aktifkan “Always Use HTTPS”
-
Di server manual → gunakan Let’s Encrypt via terminal
sudo certbot --nginx -d domainanda.com -d www.domainanda.com
Setelah SSL aktif, akses situs dengan
https://harus berhasil tanpa error.
4. Langkah 2: Update URL Internal
Buka database & file:
-
Ganti semua
http://domainanda.com→https://domainanda.com -
Update file konfigurasi (
wp-config.php,.env,config.js, dsb.) -
Ubah canonical tag →
https:// -
Cek file robots.txt → pastikan URL mengarah ke versi HTTPS
Hindari mixed content (HTTP + HTTPS di satu halaman).
5. Langkah 3: Atur Redirect 301 dari HTTP ke HTTPS
Redirect wajib dilakukan dengan kode status 301 (permanent redirect) agar SEO tetap aman.
Contoh di .htaccess (Apache):
RewriteEngine On RewriteCond %{HTTPS} off RewriteRule ^(.*)$ https://%{HTTP_HOST}%{REQUEST_URI} [L,R=301]
Atau di Nginx:
server {
listen 80;
server_name domainanda.com www.domainanda.com;
return 301 https://$host$request_uri;
}
Jangan gunakan 302 (temporary) untuk migrasi — ranking tidak akan ikut pindah.
6. Langkah 4: Update Properti di Google Search Console
-
Tambahkan versi HTTPS sebagai properti baru
-
Submit ulang sitemap (
https://domainanda.com/sitemap.xml) -
Pastikan semua halaman terindeks kembali
-
Pantau error di tab “Coverage” & “Redirect”
GSC adalah alat utama untuk memastikan tidak ada kesalahan pengalihan (redirect errors).
7. Langkah 5: Tracking Redirect & Monitoring
Gunakan tools untuk memastikan semua redirect berjalan dengan benar:
-
🔍 Screaming Frog SEO Spider → audit redirect chain
-
⚙️ Ahrefs / SEMrush Site Audit → mendeteksi redirect loop
-
📊 Google Analytics → pantau perubahan traffic
-
🧭 Google Search Console → cek status “Page indexed” & “Redirect”
Redirect tracking penting untuk mencegah loss SEO akibat pengalihan rusak.
8. Langkah 6: Periksa Mixed Content & Resource Load
Pastikan tidak ada resource (gambar, script, font) masih pakai HTTP.
Gunakan browser DevTools → tab “Console” → peringatan “Mixed Content”.
Perbaiki semua link internal & eksternal agar HTTPS sepenuhnya digunakan.
Mixed content dapat menurunkan trust signal & menghambat indexing.
9. Langkah 7: Uji Core Web Vitals Setelah Migrasi
Migrasi bisa memengaruhi LCP (Largest Contentful Paint) dan FID (First Input Delay).
Gunakan:
-
PageSpeed Insights
-
Lighthouse
-
Web Vitals Chrome Extension
Pastikan performa halaman tetap hijau (LCP < 2.5s, FID < 100ms, CLS < 0.1).
HTTPS tidak hanya aman tapi juga cepat — jika dikonfigurasi dengan benar.
10. Langkah 8: Update Backlink dan Profil Sosial
Hubungi pemilik situs yang memberi backlink → minta update ke HTTPS.
Perbarui juga URL di:
-
Google Business Profile
-
Media sosial (bio & link)
-
Email signature
-
Directory submission / portfolio website
Konsistensi URL mempercepat Google memproses perubahan domain.
11. Kesalahan Umum Saat Migrasi ke HTTPS
-
❌ Menggunakan 302 redirect (sementara)
-
❌ Tidak mengganti canonical tag → menyebabkan duplikasi konten
-
❌ Tidak menambahkan versi HTTPS di Search Console
-
❌ Redirect chain panjang → memperlambat loading
-
❌ Lupa update sitemap → index tetap ke versi lama
Kesalahan kecil bisa berdampak besar pada SEO & indexing.
12. Checklist Migrasi HTTPS Aman & SEO-Friendly
-
Backup website
-
Install sertifikat SSL valid
-
Redirect 301 dari HTTP → HTTPS
-
Update URL internal, sitemap, canonical
-
Tambahkan properti HTTPS di GSC
-
Audit redirect chain & mixed content
-
Monitor Core Web Vitals
-
Update backlink eksternal
13. Kesimpulan
Migrasi dari HTTP ke HTTPS bukan hanya soal keamanan — tapi juga strategi SEO jangka panjang.
Dengan konfigurasi redirect yang tepat dan tracking yang disiplin:
-
Ranking tetap aman
-
Traffic tidak drop
-
Core Web Vitals stabil
-
Website lebih dipercaya pengguna & Google
HTTPS = aman, cepat, dan SEO kuat.
Pastikan semua redirect ter-track dengan baik agar migrasi kamu bukan sekadar pindah protokol — tapi upgrade total ke performa yang lebih profesional.
Komentar