Featured Post

Tren CSS & Layout Modern 2025: Flexbox, Grid & Beyond

 Kalau gue flashback sedikit ke awal belajar front-end, rasanya lucu juga mengingat betapa ribetnya bikin layout cuma pakai float dan posisi manual. Dikit-dikit “clear: both;”, margin lari ke mana-mana, dan debugging layout bisa makan waktu berjam-jam. Tapi industri website development berkembang cepat, dan setiap tahun selalu muncul cara baru yang bikin hidup developer lebih gampang. Masuk ke tahun 2025, CSS sudah jauh lebih matang, elegan, dan terasa seperti alat superpower. Gue ngerasa bikin layout sekarang nggak lagi sekadar “nyusun kotak", tapi benar-benar menciptakan pengalaman visual yang fleksibel, responsif, dan smart. Flexbox sudah mapan, Grid makin kuat, dan CSS modern seperti container queries, subgrid, dan nesting bikin proses styling jadi lebih rapi dan manusiawi. Artikel ini gue tulis berdasarkan pengalaman gue mengerjakan project klien sepanjang 2024–2025. Kita bakal bahas tren layout terbaru yang paling relevan, gimana cara pakainya, dan kenapa lo wajib melek t...

Cara Migrasi Website dari HTTP ke HTTPS & Pastikan Semua Redirect Ter-Track

Cara Migrasi Website dari HTTP ke HTTPS & Pastikan Semua Redirect Ter-Track

Di era modern web development, keamanan bukan lagi opsi, tapi keharusan. Salah satu langkah terpenting untuk melindungi website dan mempertahankan performa SEO adalah dengan migrasi dari HTTP ke HTTPS.

Namun banyak developer dan webmaster yang gagal melakukan migrasi dengan benar—hasilnya? traffic drop, error redirect, bahkan deindex di Google.

Dalam panduan ini, kita akan membahas cara migrasi aman, redirect tracking, hingga optimasi SEO setelah pindah ke HTTPS.


1. Mengapa HTTPS Penting untuk Website

Google sejak 2018 secara resmi memberi peringatan “Not Secure” untuk situs HTTP. Migrasi ke HTTPS bukan sekadar simbol keamanan — tapi berpengaruh langsung pada SEO, UX, dan kepercayaan pengguna.

Keuntungan utama:

  • 🔒 Keamanan: Enkripsi data antara server dan browser

  • 📈 SEO Boost: Google memberi ranking lebih tinggi pada situs HTTPS

  • Performa: Protokol HTTP/2 hanya tersedia di HTTPS

  • 💡 Trust Signal: Browser menampilkan ikon gembok → meningkatkan CTR

HTTPS = kecepatan, keamanan, dan kredibilitas.


2. Persiapan Sebelum Migrasi

Sebelum memulai, pastikan semua komponen situs siap:

  1. Backup penuh website (file + database)

  2. Update CMS & plugin → versi terbaru agar kompatibel dengan HTTPS

  3. Cek hardcoded link di tema/template

  4. Persiapkan sertifikat SSL (bisa dari Let’s Encrypt, Cloudflare, atau penyedia hosting)

Migrasi aman dimulai dari persiapan yang rapi.


3. Langkah 1: Pasang Sertifikat SSL

Tergantung hosting:

  • Di cPanel → cari menu “SSL/TLS”

  • Di Cloudflare → aktifkan “Always Use HTTPS”

  • Di server manual → gunakan Let’s Encrypt via terminal

    sudo certbot --nginx -d domainanda.com -d www.domainanda.com

Setelah SSL aktif, akses situs dengan https:// harus berhasil tanpa error.


4. Langkah 2: Update URL Internal

Buka database & file:

  • Ganti semua http://domainanda.comhttps://domainanda.com

  • Update file konfigurasi (wp-config.php, .env, config.js, dsb.)

  • Ubah canonical tag → https://

  • Cek file robots.txt → pastikan URL mengarah ke versi HTTPS

Hindari mixed content (HTTP + HTTPS di satu halaman).


5. Langkah 3: Atur Redirect 301 dari HTTP ke HTTPS

Redirect wajib dilakukan dengan kode status 301 (permanent redirect) agar SEO tetap aman.

Contoh di .htaccess (Apache):

RewriteEngine On RewriteCond %{HTTPS} off RewriteRule ^(.*)$ https://%{HTTP_HOST}%{REQUEST_URI} [L,R=301]

Atau di Nginx:

server { listen 80; server_name domainanda.com www.domainanda.com; return 301 https://$host$request_uri; }

Jangan gunakan 302 (temporary) untuk migrasi — ranking tidak akan ikut pindah.


6. Langkah 4: Update Properti di Google Search Console

  • Tambahkan versi HTTPS sebagai properti baru

  • Submit ulang sitemap (https://domainanda.com/sitemap.xml)

  • Pastikan semua halaman terindeks kembali

  • Pantau error di tab “Coverage” & “Redirect”

GSC adalah alat utama untuk memastikan tidak ada kesalahan pengalihan (redirect errors).


7. Langkah 5: Tracking Redirect & Monitoring

Gunakan tools untuk memastikan semua redirect berjalan dengan benar:

  • 🔍 Screaming Frog SEO Spider → audit redirect chain

  • ⚙️ Ahrefs / SEMrush Site Audit → mendeteksi redirect loop

  • 📊 Google Analytics → pantau perubahan traffic

  • 🧭 Google Search Console → cek status “Page indexed” & “Redirect”

Redirect tracking penting untuk mencegah loss SEO akibat pengalihan rusak.


8. Langkah 6: Periksa Mixed Content & Resource Load

Pastikan tidak ada resource (gambar, script, font) masih pakai HTTP.
Gunakan browser DevTools → tab “Console” → peringatan “Mixed Content”.

Perbaiki semua link internal & eksternal agar HTTPS sepenuhnya digunakan.

Mixed content dapat menurunkan trust signal & menghambat indexing.


9. Langkah 7: Uji Core Web Vitals Setelah Migrasi

Migrasi bisa memengaruhi LCP (Largest Contentful Paint) dan FID (First Input Delay).
Gunakan:

  • PageSpeed Insights

  • Lighthouse

  • Web Vitals Chrome Extension

Pastikan performa halaman tetap hijau (LCP < 2.5s, FID < 100ms, CLS < 0.1).

HTTPS tidak hanya aman tapi juga cepat — jika dikonfigurasi dengan benar.


10. Langkah 8: Update Backlink dan Profil Sosial

Hubungi pemilik situs yang memberi backlink → minta update ke HTTPS.
Perbarui juga URL di:

  • Google Business Profile

  • Media sosial (bio & link)

  • Email signature

  • Directory submission / portfolio website

Konsistensi URL mempercepat Google memproses perubahan domain.


11. Kesalahan Umum Saat Migrasi ke HTTPS

  • ❌ Menggunakan 302 redirect (sementara)

  • ❌ Tidak mengganti canonical tag → menyebabkan duplikasi konten

  • ❌ Tidak menambahkan versi HTTPS di Search Console

  • ❌ Redirect chain panjang → memperlambat loading

  • ❌ Lupa update sitemap → index tetap ke versi lama

Kesalahan kecil bisa berdampak besar pada SEO & indexing.


12. Checklist Migrasi HTTPS Aman & SEO-Friendly

  • Backup website

  • Install sertifikat SSL valid

  • Redirect 301 dari HTTP → HTTPS

  • Update URL internal, sitemap, canonical

  • Tambahkan properti HTTPS di GSC

  • Audit redirect chain & mixed content

  • Monitor Core Web Vitals

  • Update backlink eksternal


13. Kesimpulan

Migrasi dari HTTP ke HTTPS bukan hanya soal keamanan — tapi juga strategi SEO jangka panjang.
Dengan konfigurasi redirect yang tepat dan tracking yang disiplin:

  • Ranking tetap aman

  • Traffic tidak drop

  • Core Web Vitals stabil

  • Website lebih dipercaya pengguna & Google

HTTPS = aman, cepat, dan SEO kuat.
Pastikan semua redirect ter-track dengan baik agar migrasi kamu bukan sekadar pindah protokol — tapi upgrade total ke performa yang lebih profesional.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Belajar dari Kesalahan: Kisah Website yang Drop Trafiknya – Proses Pemulihan

7 Framework JavaScript Terpopuler Tahun 2025

Cara Menggunakan AI untuk Meningkatkan Pendapatan Website