Featured Post

Tren CSS & Layout Modern 2025: Flexbox, Grid & Beyond

 Kalau gue flashback sedikit ke awal belajar front-end, rasanya lucu juga mengingat betapa ribetnya bikin layout cuma pakai float dan posisi manual. Dikit-dikit “clear: both;”, margin lari ke mana-mana, dan debugging layout bisa makan waktu berjam-jam. Tapi industri website development berkembang cepat, dan setiap tahun selalu muncul cara baru yang bikin hidup developer lebih gampang. Masuk ke tahun 2025, CSS sudah jauh lebih matang, elegan, dan terasa seperti alat superpower. Gue ngerasa bikin layout sekarang nggak lagi sekadar “nyusun kotak", tapi benar-benar menciptakan pengalaman visual yang fleksibel, responsif, dan smart. Flexbox sudah mapan, Grid makin kuat, dan CSS modern seperti container queries, subgrid, dan nesting bikin proses styling jadi lebih rapi dan manusiawi. Artikel ini gue tulis berdasarkan pengalaman gue mengerjakan project klien sepanjang 2024–2025. Kita bakal bahas tren layout terbaru yang paling relevan, gimana cara pakainya, dan kenapa lo wajib melek t...

10 Kesalahan SEO di WordPress yang Biasa Dilakukan Freelancer

 Gue sering dapet klien yang bilang,

“Mas, websitenya udah jadi sih, tapi kok gak nongol-nongol di Google ya?”

Padahal tampilan WordPress-nya udah keren, desain modern, dan loading-nya gak lemot.
Masalahnya bukan di desain — tapi di dasar SEO yang sering disepelein para freelancer website development.

Kalau lo pernah bangun website klien pakai WordPress dan mikir, “Ah, SEO nanti aja belakangan,”
well… mungkin lo juga pernah (tanpa sadar) ngelakuin beberapa kesalahan di daftar ini.
Gue tulis versi santainya aja ya, biar gampang dicerna.


1. Lupa Nonaktifin Mode “Discourage Search Engines”

Ini klasik banget.
Waktu lo lagi develop website di localhost atau staging, biasanya aktif tuh opsi di pengaturan WordPress:

Settings → Reading → “Discourage search engines from indexing this site.”

Nah, sering banget setelah website live, opsi ini lupa dimatiin.
Alhasil, Google gak bakal nge-index situs itu.
Bayangin, klien udah bayar mahal, tapi websitenya di-“larang” tampil di mesin pencari. 😅

Jadi, checklist pertama setelah launching: pastikan kotak itu tidak tercentang.


2. Gak Pakai Plugin SEO Sama Sekali

Banyak freelancer yang ngerasa “ah, SEO bisa manual aja.”
Padahal plugin kayak Rank Math atau Yoast SEO bukan cuma buat meta tag doang.

Mereka bantu:

  • Generate sitemap otomatis,

  • Atur schema markup,

  • Kontrol noindex/nofollow halaman,

  • dan kasih insight keyword yang lo target.

Tanpa plugin ini, lo bakal kehilangan kontrol penting di tahap awal website development.

Minimal banget, aktifin plugin SEO dasar sebelum situs lo di-submit ke Google Search Console.


3. Struktur Permalink Masih Default

Gue masih sering lihat URL kayak gini:

https://namawebsite.com/?p=123

Padahal harusnya:

https://namawebsite.com/jasa-website-jakarta/

URL yang bersih dan mengandung keyword bukan cuma enak dilihat, tapi juga ngebantu mesin pencari paham topiknya.
Masuk ke Settings → Permalinks, pilih format Post name, dan pastikan setiap slug mewakili isi artikelnya.


4. Gak Gunakan Heading (H1, H2, H3) Secara Terstruktur

Desainer suka fokus di estetika, tapi SEO butuh struktur.
Kadang gue nemuin homepage WordPress yang punya 5 tag H1 cuma karena semua heading diatur pakai <h1> di page builder.

Padahal:

  • Satu halaman cukup 1 H1,

  • Gunakan H2 buat subtopik,

  • Dan H3 buat rincian kecil.

Struktur heading ini bantu Google ngerti konteks halaman lo — apalagi buat artikel blog yang pengen ranking di keyword tertentu kayak “tips SEO WordPress.”


5. Gak Optimasi Kecepatan Website

WordPress itu fleksibel, tapi kalau gak diatur, bisa berat banget.
Kesalahan umum:

  • Upload gambar tanpa compress,

  • Instal plugin berlebihan,

  • Gak pakai caching sama sekali,

  • Dan hosting murahan yang lemot.

Gunakan tools kayak PageSpeed Insight atau GTMetrix, dan plugin ringan seperti:

  • WP Rocket atau LiteSpeed Cache,

  • Smush atau ShortPixel untuk gambar,

  • Dan CDN gratis kayak Cloudflare.

Di era mobile-first index, kecepatan itu bagian dari SEO inti, bukan bonus.


6. Lupa Pasang SSL (HTTPS)

Masih ada loh yang bikin website klien tanpa HTTPS.
Padahal sejak 2018, Google udah kasih label “Not Secure” buat situs HTTP.

SSL sekarang gratis di hampir semua hosting (Let's Encrypt).
Selain buat keamanan, HTTPS juga jadi sinyal ranking kecil.
Dan buat klien lo, itu nambah kredibilitas banget — keliatan profesional.


7. Gak Bikin Sitemap dan Robots.txt yang Benar

Gue tahu, banyak freelancer yang mikir sitemap gak penting.
Padahal Google Search Console butuh itu buat ngerayapi halaman-halaman baru.

Kalau pakai plugin SEO, biasanya sitemap otomatis ada di:

/sitemap_index.xml

Sedangkan robots.txt bisa bantu arahkan crawler, misalnya:

User-agent: * Disallow: /wp-admin/ Allow: /wp-admin/admin-ajax.php Sitemap: https://domain.com/sitemap_index.xml

Dua file kecil ini sering banget ngasih efek besar buat indexing awal.


8. Gak Perhatiin Mobile Experience

Lo mungkin ngerasa tampilan desktop-nya udah keren banget. Tapi coba buka di HP — teks kecil, tombol mepet, dan gambar meledak ke samping layar.

Padahal 80% traffic WordPress datang dari mobile user.
Google juga pake mobile-first indexing, artinya versi HP lo yang diutamakan buat ranking.

Gunakan Responsive Check di browser developer tools, atau plugin builder yang udah mobile-friendly kayak Elementor, Bricks, atau Blocksy.
Pastikan setiap elemen bisa diklik dan dibaca dengan nyaman di layar kecil.


9. Gak Pasang Google Analytics dan Search Console

Ini kayak bikin kapal tanpa kompas.
Tanpa dua alat ini, lo gak bakal tahu:

  • Halaman mana yang perform,

  • Keyword apa yang menghasilkan klik,

  • Dan masalah apa yang bikin ranking jatuh.

Setelah situs live:

  1. Daftarkan di Google Search Console,

  2. Tambahkan Google Analytics (GA4),

  3. Integrasikan lewat plugin SEO atau manual script.

Data ini bakal jadi dasar setiap perbaikan SEO lo ke depan.


10. Fokus ke Desain, Lupa ke Konten

Kesalahan terakhir — dan paling umum:
Freelancer sering keasyikan bikin website “keren”, tapi gak bantu klien nyiapin konten SEO-friendly.

Padahal desain cuma separuh cerita.
Tanpa teks yang relevan, keyword yang tepat, dan meta description yang menarik, website gak bakal bisa muncul di Google.

Kalau lo developer, coba bantu arahkan klien:

“Mas, di homepage sebaiknya ada teks 300–400 kata yang jelasin layanan utama, biar SEO-nya bisa kerja.”

Atau lo bisa tawarin sekalian paket website development + basic SEO setup — trust me, ini bikin value jasa lo naik.


Bonus: Kesalahan Tambahan yang Jarang Dibahas

Duplikat Konten di Tag & Category Page
Nonaktifkan index untuk arsip tag kalau isinya sama dengan kategori.

Upload Gambar Tanpa Alt Text
Google gak bisa baca gambar.
Gunakan alt="Deskripsi + keyword relevan" buat bantu SEO gambar.

Gak Gunakan Internal Link
Hubungkan artikel satu sama lain biar user betah lebih lama dan crawler Google bisa paham struktur situs lo.


Kesimpulan: Freelancer Hebat Bukan yang Bikin Cepat, Tapi yang Bikin Tahan Lama

WordPress bikin semua orang bisa jadi developer, tapi cuma yang ngerti SEO yang bisa bikin website berumur panjang.

Jadi mulai sekarang, sebelum lo serahin proyek ke klien, cek checklist ini:

  • Sudah indexable,

  • Sudah ada plugin SEO,

  • Mobile dan cepat,

  • Ada konten relevan,

  • Terhubung ke Search Console.

Itu aja udah cukup buat bikin website lo gak cuma tampil, tapi juga berhasil.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Belajar dari Kesalahan: Kisah Website yang Drop Trafiknya – Proses Pemulihan

7 Framework JavaScript Terpopuler Tahun 2025

Cara Menggunakan AI untuk Meningkatkan Pendapatan Website