Featured Post

Tren CSS & Layout Modern 2025: Flexbox, Grid & Beyond

 Kalau gue flashback sedikit ke awal belajar front-end, rasanya lucu juga mengingat betapa ribetnya bikin layout cuma pakai float dan posisi manual. Dikit-dikit “clear: both;”, margin lari ke mana-mana, dan debugging layout bisa makan waktu berjam-jam. Tapi industri website development berkembang cepat, dan setiap tahun selalu muncul cara baru yang bikin hidup developer lebih gampang. Masuk ke tahun 2025, CSS sudah jauh lebih matang, elegan, dan terasa seperti alat superpower. Gue ngerasa bikin layout sekarang nggak lagi sekadar “nyusun kotak", tapi benar-benar menciptakan pengalaman visual yang fleksibel, responsif, dan smart. Flexbox sudah mapan, Grid makin kuat, dan CSS modern seperti container queries, subgrid, dan nesting bikin proses styling jadi lebih rapi dan manusiawi. Artikel ini gue tulis berdasarkan pengalaman gue mengerjakan project klien sepanjang 2024–2025. Kita bakal bahas tren layout terbaru yang paling relevan, gimana cara pakainya, dan kenapa lo wajib melek t...

Satu Hari, Satu Website: Eksperimen Gila Gue di Weekend

 

Pembuka — Ide Gila di Akhir Pekan

Weekend biasanya waktu buat rebahan, tapi bukan buat gue 😅.
Suatu Jumat malam gue kepikiran ide yang agak gila: “Gimana kalau gue coba bikin satu website dalam satu hari penuh?”
Bukan buat proyek besar, tapi sebagai latihan ekstrem buat ngasah skill dan kreativitas.
Tujuan gue simpel — pengen ngetes seberapa jauh gue bisa berpikir cepat, ngoding efisien, dan menyelesaikan sesuatu yang bisa dilihat hasil nyatanya.

Akhirnya gue kasih nama tantangan itu #OneDayOneWebsite.
Sabtu pagi jam 8 gue mulai: laptop nyala, kopi siap, playlist coding diputar, dan ide pertama gue adalah bikin website sederhana tentang daily inspiration quotes.


💻 Isi — Dari Sketsa ke Situs Jadi

Langkah pertama tentu aja milih konsep. Gue buka Figma dan cuma butuh 20 menit buat nyusun layout basic: header, area quotes, tombol “generate”, dan footer kecil. Desainnya clean banget — putih, biru lembut, dan font “Poppins”.

Setelah itu gue langsung buka VS Code dan mulai ngetik:

  • HTML untuk struktur utama

  • TailwindCSS biar styling cepat dan gak ribet

  • Sedikit JavaScript vanilla buat fetch quotes random dari API

Tantangan paling berat ternyata bukan di coding, tapi di time management.
Karena gue cuma punya 12 jam efektif, setiap keputusan kecil harus cepat: warna, font, posisi tombol, semua instan. Gue bahkan pasang timer per section biar tetap fokus ⏱️

Sekitar jam 2 siang website-nya udah bisa jalan. Quotes bisa diganti tiap klik tombol — kecil tapi satisfying banget.
Jam 5 sore gue tambahin fitur “Share ke Twitter” biar orang bisa langsung bagiin quotes favorit mereka.

Pas malamnya website udah selesai, gue deploy di Vercel, kasih nama domain kecil: onedayquote.vercel.app.
Begitu live, rasanya luar biasa banget. Gak cuma karena hasilnya jadi, tapi karena gue ngerasa “produktif tanpa stres”. Gue gak mikir sempurna — cuma pengen selesai dan belajar sesuatu.


🚀 Penutup — Nilai dari Sebuah Eksperimen

Eksperimen ini ngajarin gue satu hal penting: kadang yang bikin kita stuck itu perfeksionisme.
Kita sering pengen hasil sempurna sampai lupa nikmatin prosesnya.
Tapi pas gue ngoding dengan batas waktu ketat, gue malah lebih fokus, lebih kreatif, dan justru lebih puas sama hasilnya 😎.

Sejak itu, gue rutin ngelakuin eksperimen kecil tiap weekend. Kadang gagal, kadang berhasil. Tapi tiap proyek kecil selalu kasih pelajaran baru — entah itu cara nulis kode lebih rapi, bikin desain lebih cepat, atau ngerti cara berpikir pengguna lebih dalam.

Kalau lo juga pengen coba, cobain deh challenge ini. Pilih satu ide kecil, atur waktu satu hari, dan selesaikan tanpa overthinking.
Siapa tahu lo juga bakal ketagihan kayak gue ✨

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Belajar dari Kesalahan: Kisah Website yang Drop Trafiknya – Proses Pemulihan

7 Framework JavaScript Terpopuler Tahun 2025

Cara Menggunakan AI untuk Meningkatkan Pendapatan Website