Featured Post
Menerapkan Dark Mode & Tema Dinamis di Website: Tips UX & CSS Modern dalam Website Development
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Tren dark mode bukan lagi sekadar estetika. Di tahun 2025, fitur ini sudah berubah menjadi standar UX yang hampir selalu dicari pengguna. Saat gue ngerjain beberapa project website development, gue makin sadar bahwa dark mode bukan cuma bikin tampilan website lebih keren—tapi juga bikin pengguna betah lebih lama, terutama yang browsing di malam hari.
Gue pernah dapat project dari klien startup yang target pasarnya anak-anak kreatif. Mereka ingin website yang bisa berubah tema sesuai preferensi jam, mood, sampai kebiasaan pengguna. Dari situ gue belajar banyak tentang bagaimana tema dinamis memberikan pengalaman yang lebih personal. Bagian paling sulit bukan CSS-nya, tapi bagaimana memahami UX di balik fitur ini.
Di artikel ini, gue kasih panduan lengkap—bukan cuma teknis, tapi juga insight UX yang sering luput dari perhatian developer.
Kenapa Dark Mode dan Tema Dinamis Penting di Website Development 2025?
Tren desain web makin matang. Website bukan lagi ruang statis yang tampil sama untuk semua orang. Pengguna ingin kontrol, kenyamanan visual, dan pengalaman yang terasa “milik mereka”.
1. Efek Visual yang Lebih Nyaman
Dark mode mengurangi ketegangan mata, terutama saat pengguna bekerja atau berselancar di malam hari. Banyak pengunjung yang bahkan memilih meninggalkan website kalau tampilannya terlalu silau.
2. Branding Lebih Fleksibel
Tema dinamis membantu website menyesuaikan identitas visual sesuai konteks:
-
Mode terang siang hari
-
Mode gelap malam hari
-
Tema warna khusus event atau promo
Dalam project gue kemarin, ada klien retail yang tema website-nya otomatis berubah jadi nuansa merah saat promo besar. Pengalaman visualnya langsung naik kelas.
3. Meningkatkan Engagement
Website dengan dark mode yang rapi biasanya memberikan kesan modern. Pengguna jadi penasaran, lebih lama di situs, dan lebih sering eksplor.
4. Menjadi Standar UX Baru
Di ranah website development, fitur ini udah dianggap “nilai tambah wajib”, sama seperti responsive design.
Prinsip UX Saat Menerapkan Dark Mode
Banyak website gagal menerapkan dark mode karena hanya membalik warna terang menjadi gelap. Padahal UX nggak sesederhana itu.
1. Bukan Sekadar Membalik Warna
Dark mode yang baik tetap harus memberikan:
-
Kontras yang aman
-
Teks tetap jelas
-
Hierarki visual terbaca
-
Aksen tetap terlihat
Saat gue testing beberapa warna gelap, gue sering menemukan teks abu-abu yang hilang saat background-nya terlalu pekat.
2. Pastikan Warna Aksen Tetap Konsisten
Website dengan brand warna biru terang atau hijau neon harus tetap mempertahankan aksen tersebut meskipun gelap. Jangan sampai dark mode membuat brand lo “kehilangan identitas”.
3. Hindari Hitam Pekat #000
Mayoritas desainer modern sepakat:
Gunakan dark grey, bukan hitam absolut.
Misalnya:
-
#0d0d0d
-
#121212
-
#1a1a1a
Hitam murni membuat layar terasa terlalu kontras.
4. Gunakan Elevation Halus
Di panjang perjalanan gue di website development, gue menemukan bahwa shadow & elevation kecil memberikan kedalaman visual yang lebih lembut.
Cara Menerapkan Dark Mode & Tema Dinamis Menggunakan CSS Modern
Di bagian ini, gue masuk ke teknisnya. Santai aja, gue jelasin dengan gaya praktis.
1. Gunakan CSS Custom Properties (Variabel CSS)
Variabel CSS adalah pondasi tema dinamis modern.
:root {
--background: #ffffff;
--text: #1a1a1a;
--primary: #3b82f6;
}
[data-theme="dark"] {
--background: #121212;
--text: #e5e5e5;
--primary: #60a5fa;
}
Dengan cara ini, lo cuma tinggal mengganti atribut data-theme pakai JavaScript.
2. Toggle Tema dengan JavaScript Ringan
const toggle = document.getElementById("theme-toggle");
toggle.addEventListener("click", () => {
const current = document.body.getAttribute("data-theme");
const newTheme = current === "dark" ? "light" : "dark";
document.body.setAttribute("data-theme", newTheme);
localStorage.setItem("theme", newTheme);
});
Gue selalu simpan preferensi ke localStorage biar pengguna nggak ngulang toggle setiap buka website.
3. Menggunakan prefers-color-scheme (Tema Otomatis)
CSS modern memungkinkan browser otomatis menyesuaikan tema sesuai OS pengguna.
@media (prefers-color-scheme: dark) {
:root {
--background: #121212;
--text: #e5e5e5;
}
}
Fitur ini bikin pengalaman lebih mulus, dan di beberapa proyek gue, pengguna jadi jarang merasa “kaget” sama tampilan website.
4. Mendukung Beberapa Tema Sekaligus
Tema dinamis bukan cuma tentang terang/gelap. Lo bisa buat:
-
Tema biru
-
Tema hijau
-
Tema monokrom
-
Tema high-contrast
Cukup tambah layer variabel berikut:
[data-color="blue"] {
--primary: #3b82f6;
}
[data-color="green"] {
--primary: #10b981;
}
Biasanya klien gue suka fitur ini untuk branding event tertentu.
Tips Implementasi dari Pengalaman Project Nyata
Gunakan Tooling Modern
Di project website development gue, TailwindCSS sangat memudahkan menerapkan dark mode menggunakan class dark:.
Pastikan Elemen Media Ikut Beradaptasi
-
Logo transparan? Bikin versi gelap & terang
-
Ilustrasi? Pilih yang punya variasi warna
-
Icon SVG? Gunakan
currentColor
Uji dengan Pengguna
Paling sering gue lakukan:
Tes dark mode di ruangan gelap.
Kesannya kecil, tapi dampaknya besar karena lo bisa melihat kenyamanan visual secara real.
Jangan Terjebak Estetika
Dark mode yang cantik tapi menyulitkan navigasi = buruk.
Prioritaskan aksesibilitas.
Penutup Tanpa Kesan Formal
Dark mode dan tema dinamis bukan hanya tren, tapi bagian dari evolusi pengalaman pengguna. Di era 2025, pengguna ingin website yang bisa menyesuaikan diri—bukan sebaliknya. Setelah mencoba berbagai pendekatan di beberapa project website development, gue bisa bilang bahwa fitur ini adalah cara sederhana untuk meningkatkan kualitas interaksi pengguna secara signifikan.
Terapkan dengan penuh perhatian, dan website lo akan terasa jauh lebih berkelas, modern, dan nyaman di mata pengunjung.
Komentar